Kamis, 21 Agustus 2025

Mohamad Hasyim Achmad : Jejak Pejuang 45 dari Cibitung

TOKOH   Aug 18, 2025  -   Diposting Oleh : Newsroom Diskominfosantik  -  Dibaca : 194 Kali


id12075_IMG_20250818_080222.jpg
M. Hasyim Achmad (sebelah kiri Presiden Sukarno) saat mendampingi Presiden Sukarno dalam Rapat Akbar di Alun-alun Bekasi bersama Madmuin Hasibuan (paling kanan) dan Bupati Bekasi, Sampurno Kolopaking (baju putih berdasi) pada 8 April 1956. Foto : ist.

CIBITUNG - Bekasi dikenal sebagai tanah pejuang. Dari bumi ini lahir tokoh-tokoh yang ikut mengukir sejarah kemerdekaan Indonesia, salah satunya Mohamad Hasyim Achmad, pejuang asal Cibitung yang lahir pada 19 April 1920. Namanya tercatat resmi sebagai pejuang dalam SK Menteri Urusan Veteran RI tahun 1962.

Sejak muda, Hasyim sudah aktif dalam organisasi perlawanan. Ia menjadi Komandan Barisan Pelopor Cibitung, sayap pemuda Jawa Hokokai di bawah pimpinan dr. Muwardi. Dari organisasi ini, ia belajar dasar kemiliteran meski hanya dengan senjata kayu dan bambu runcing. Ia juga aktif sebagai Ketua Poetera Cibitung, organisasi bentukan Sukarno dan tokoh bangsa lainnya.

Menjelang proklamasi, Hasyim mendapat mandat untuk membentuk pasukan, mengumpulkan senjata, dan mengerahkan massa. Ia memimpin aksi-aksi melawan Jepang di Cikarang, Karawang, hingga Indramayu. Setelah 17 Agustus 1945, pasukannya bergerak cepat menurunkan bendera Jepang dan mengibarkan Merah Putih di berbagai daerah strategis.

Ia juga bergabung dengan Angkatan Pemuda Indonesia (API), organisasi yang lahir dari kelompok Menteng 31. Bersama mereka, Hasyim ikut menjaga keamanan Sukarno-Hatta sekaligus memobilisasi massa untuk menghadiri rapat raksasa di Lapangan Ikada pada 19 September 1945.

Dalam mempertahankan kemerdekaan, Hasyim berjuang lewat jalur bersenjata dengan bergabung ke Biro Perjuangan yang kemudian dilebur menjadi TNI. Medan gerilyanya membentang luas, dari Tambun, Cibitung, Cibarusah, hingga Karawang dan Indramayu. Keberaniannya membuatnya disegani kawan maupun lawan.

Namun perjuangan Hasyim tidak berhenti di medan perang. Ia terjun ke politik sebagai Ketua KNI Kecamatan Cibitung pada 1945–1950, lalu berlanjut menjadi anggota DPD dan DPRD Kabupaten Bekasi. Pada 1960, ia dipercaya sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bekasi. Ia termasuk tokoh penting yang mendorong terbentuknya Kabupaten Bekasi.

Selain politik, Hasyim juga mengabdi melalui dunia usaha. Sejak 1938, ia merintis bisnis dan hasil usahanya banyak dipakai untuk membiayai pasukan saat perang gerilya. Semangat pengorbanan itu menunjukkan cintanya pada tanah air tak hanya dengan senjata, tetapi juga lewat harta pribadi.

Keterlibatannya di berbagai bidang membuat Hasyim menjadi sosok yang unik: pejuang, politisi, sekaligus pengusaha. Religiusitas dan nasionalismenya menjadi fondasi setiap langkah perjuangan. Ia membuktikan bahwa pengabdian bisa dilakukan dari banyak jalur.

Atas jasanya, pada 17 Agustus 1992 pemerintah memberikan penghargaan berupa Pemancangan Bambu Runcing di pusaranya sebagai pengakuan resmi negara. Penghargaan itu hanya diberikan kepada mereka yang benar-benar terbukti sebagai pejuang angkatan 45.

Hasyim Achmad wafat pada April 1978 di usia 58 tahun dan dimakamkan di Cikarang Barat. Meski telah tiada, jejak perjuangan, politik, dan usahanya tetap menjadi teladan bagi generasi Bekasi dan bangsa Indonesia. (**) 

Editor : Yus Ismail

 

Berita Lainnya

Mohamad Hasyim Achmad : Jejak Pejuang 45 dari Cibitung
TOKOH   Aug 18, 2025   Posted by: Newsroom Diskominfosantik
Sipatuh, Inovasi Kadisperkimtan Nurchaidir Raih Juara Pertama ASN Inovatif 2025
TOKOH   Aug 15, 2025   Posted by: Newsroom Diskominfosantik
Raih Juara 1, Inovasi Kabid Bappeda “Sregep Bang” Bantu Tekan Angka Kemiskinan
TOKOH   Aug 15, 2025   Posted by: Newsroom Diskominfosantik
Kadiskominfosantik Yan Yan Akhmad Kurnia Terima Piagam Satya Lencana Karya Satya
TOKOH   Aug 15, 2025   Posted by: Newsroom Diskominfosantik