CIKARANG PUSAT – Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi di Tahun 2025 mengintensifkan program Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) di dua kelompok tani (Poktan), yakni Poktan Sri Mekar di Desa Kertamukti, Kecamatan Cibitung, dan Poktan Cinta Makmur III di Desa Cibening, Kecamatan Setu.
Program ini berlangsung selama satu musim tanam, mulai Mei hingga Juli 2025, mencakup proses dari pengolahan tanah, penanaman, pengamatan, hingga panen dan perhitungan produksi.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Eem Embang Lesmanasari, menjelaskan bahwa PPHT bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam perlindungan tanaman pangan, khususnya padi sawah, dengan mengedepankan prinsip ramah lingkungan.
“Kegiatan ini memberikan pengetahuan kepada petani mulai dari tahap pertanaman sampai panen. Fokusnya adalah pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dengan meminimalkan penggunaan pestisida kimia dan lebih mengutamakan pupuk serta pestisida organik,” ujarnya kepada bekasikab.go.id pada Selasa (12/08/2025).
Eem menegaskan bahwa pengendalian berbasis ramah lingkungan tidak hanya melindungi kualitas lahan, tetapi juga berpotensi meningkatkan produktivitas. Dalam kegiatan ini, petani mendapatkan pendampingan dari narasumber Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Provinsi Jawa Barat yang berpengalaman.
Dikatakanya selama satu musim tanam, PPHT dilaksanakan dalam enam kali pertemuan di masing-masing kelompok tani, meliputi pengamatan hama, pemantauan perkembangan tanaman, dan penerapan teknik budidaya yang tepat. Hasilnya dievaluasi melalui metode “ubinan” untuk mengukur produktivitas secara akurat.
“Harapan kami, setelah mendapat pendampingan, petani tidak hanya mampu menerapkan pengendalian hama yang tepat, tetapi juga membagikan pengetahuan ini kepada kelompok tani lainnya. Ini sejalan dengan upaya meningkatkan keberlanjutan usaha tani dan ketahanan pangan,” tambah Eem.
Menurutnya, program PPHT di Kabupaten Bekasi memiliki tiga sasaran utama, yaitu mengurangi penggunaan pestisida kimia demi menjaga kesehatan tanah dan lingkungan, meningkatkan hasil panen dengan teknik budidaya yang tepat serta mendukung pertanian berkelanjutan sebagai bagian dari program nasional ketahanan pangan.
Eem juga menyampaikan bahwa sejak diimplementasikan pada Tahun 2023, PPHT telah memberikan dampak positif bagi petani, baik dari sisi peningkatan pengetahuan maupun hasil produksi. Petani menyambut baik program ini dan menganggapnya sebagai solusi untuk menjaga kesehatan tanah sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya menjaga kualitas lingkungan, tetapi juga memastikan keberlanjutan produksi pangan di Kabupaten Bekasi. Insya Allah, ini akan menjadi langkah penting untuk mendukung program ketahanan pangan nasional,” tutupnya. (*)
Reporter : Tata Jaelani
Editor : Yus Ismail
Berita Lainnya
TERPOPULER BULAN INI
Pengunjung hari ini : 5
Pengunjung Bulan ini : 372337
Total Pengunjung : 4102792