CIKARANG PUSAT - Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) turut berkontribusi dalam penurunan angka stunting dengan melaksanakan program Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S). Program ini difokuskan pada pembangunan fasilitas sanitasi, seperti jamban atau WC, di rumah-rumah warga guna meningkatkan kebersihan lingkungan.
Kepala Disperkimtan Kabupaten Bekasi, Nurchaidir, mengatakan, pembangunan jamban rumah tangga diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi melakukan Buang Air Besar (BAB) sembarangan, terutama di kawasan bantaran sungai.
“Dengan terbangunnya jamban atau WC, sanitasi lingkungan rumah menjadi lebih baik. Masyarakat diharapkan menjaga kebersihan dan terhindar dari lingkungan yang tidak sehat,” ujarnya usai kegiatan Penilaian Kinerja Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting di Command Center Diskominfosantik, Kompleks Pemkab Cikarang Pusat, Rabu (13/8/2025).
Menurut Nurchaidir, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan penurunan angka stunting. Ia menyebut, penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Bekasi sebesar 5 persen dalam beberapa tahun terakhir merupakan salah satu capaian dari kerja bersama antar-stakeholder.
“Kalau tidak berkolaborasi, tentu hasilnya tidak akan signifikan seperti ini,” tegasnya.
Nur Chaidir menyebutkan, pada tahun 2025, Disperkimtan mengalokasikan pembangunan 1.652 unit SPALD-S yang tersebar di 18 kecamatan. Dari jumlah tersebut, 782 unit bersumber dari APBD Kabupaten Bekasi dan 870 unit dari Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN.
Untuk APBD, seluruh unit telah rampung dibangun, sementara pengerjaan dari DAK masih berlangsung. Pihaknya menargetkan penyelesaian seluruh pembangunan fasilitas SPALD-S pada November atau Desember 2025.
Nurchaidir menambahkan, data kebutuhan pembangunan jamban akan disesuaikan dengan hasil surveilans dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, agar intervensi tepat sasaran.
Terkait wilayah yang masih ditemukan perilaku BAB sembarangan, ia menyebut kawasan bantaran kali menjadi lokasi yang paling sering ditemukan kasus tersebut. Namun, seiring pembangunan SPALD-S, kebiasaan tersebut mulai berkurang.
“Sekarang orang sudah malu buang air sembarangan di jamban terbuka. Sudah mulai sadar untuk menjaga kebersihan lingkungan,” pungkasnya.
Reporter : Fajar CQA
Editor : Yus Ismail
Berita Lainnya
TERPOPULER BULAN INI
Pengunjung hari ini : 8
Pengunjung Bulan ini : 372356
Total Pengunjung : 4102811