SMART CITY

Warektor PU : Harus Mempermudah Masyarakat Dalam Segala Aspek

PEMERINTAHAN   Jun 7, 2022  -   Diposting Oleh : Newsroom Diskominfosantik  -  Dibaca : 2.373 Kali

---

CIKARANG SELATAN – Wakil Rektor Prisedent University Dr. Josep Ginting, menyambut baik konsep smart city yang diusung Diskominfosantik Kabupaten Bekasi termasuk membentuk Dewan Smart City yang berasal dari unsur pimpinan perangkat daerah, akademisi, rektor hingga kalangan dunia usaha.

Menurut Josep dengan adanya smart city harus memudahkan masyarakat dalam berbagai aspek. Dari mulai mendorong kemajuan ekonomi hingga pada pemaksimalan pelayanan.

“Harusnya dari dulu. Pemda itu memang harus sudah berpikir ke arah smart city. Apalagi disini kan kawasan industri, beda halnya di lain tempat. Kasihan kan masyarakat di luar kawasan industri itu jika tidak sampai kesana, dari sisi semua aspek-aspek termasuk kesehatan, termasuk sosial, pendapatan, itu jomplang kan? jadi Pemkab Bekasi ini sekarang sudah berpikir bagaimana smart city secara keseluruhan kabupaten sehingga kemakmuran itu kesejahteraan itu merata,” ujarnya kepada bekasikab.go.id pada Senin (06/06/2022).

Dalam hal kesehatan, kata dia, ada academic health system atau sistem kesehatan akademik. Dimana, untuk kesehatan masyarkat bisa diatur. Hingga berdampak pada lingkungan, juga pada pekerja di setiap perusahaan.

“Kita mengatur keseluruhan sistem agar masyarakat tuh sehat. Artinya semua kesehatan di kawasan industri diatur, sehat, kemudian itu akan berdampak kepada lingkungan, menjadi sehat. Jadi kalau karyawan-karyawan tuh tidak terkena penyakit di akibat limbah kimia, teknologi, laser. Tentunya itu akan satu tingkat stres karyawan itu sendiri jika terdampak,” katanya.

Masukan kedua, kaitan aturan-aturan terkait etika transportasi. Bagi Ginting, dalam hal ini masih dalam kondisi semrawut. Bagaimanapun, kelancaran dalam setiap aktivitas, kaitan dengan kemajuan ekonomi sangat berkaitan dengan transportasi.

“Yang kedua perlu di buat aturan-aturan lagi, menyangkut kepada etika bertransportasi. Ya kan di Bekasi semrawut pak. Walaupun itu tadi mungkin impact dari stres. Perlu mereka sosialisasikan, peraturan mungkin mereka sudah punya. Tetapi untuk etika dari kaum orang-orang tua ataupun di sekolah-sekolah, ataupun di rumah-rumah ibadah jadi itu perlu,” ujar dia.

Masukan yang ketiga adalah perlunya aplikasi atau penerapan IT dan sistem. Dia mencontohkan, dalam ruang lingkup kesehatan. Informasi dan kemudahan dalam pelayanan masih belum merata dan belum bisa diakses oleh masyarkat.

“Misalnya contoh ada orang sedang sakit di satu desa dia dapat rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten  Bekasi. Nah Ini belum terintegrasi misalnya ada lagi di desa yang lain yang sakit sehingg RSUD di bilang penuh. Jadi kecepatan bandwidth IT itu diperlukan sehingga bisa di-ranking. Bisa sistematis gitu ya pak ya maksudnya,” ungkapnya.

Ia berharap dalam kemajuan smart city keterlibatan semua pihak bisa dilakukan. Juga, kaitan pentingnya perkembangan informasi berbasis pelayanan teknologi harus selayaknya sudah bisa dicapai. Bukan hanya, di tingkat pemerintah, melainkan hingga ke tatanan masyarakat secara menyeluruh.

"Poin tadi menjadi masukan saya dan sangat penting diketahui. Sehingga kedepannya lebih aktif untuk menyampaikan ke Pemda, Ya jadi apa namanya supaya tidak ada kejomplangan lagi. Kesejahteraan antara masyarakat di dalam dan di dalam industri ini terjamin,” tutupnya. (*)

REPORTER: DANI IBRAHIM

EDITOR: TATA JAELANI