Sabtu, 27 Juli 2024

Balitbangda Gelar FGD Abrasi Pantai di Muaragembong

PEMERINTAHAN   Jan 26, 2023  -   Diposting Oleh : Newsroom Diskominfosantik  -  Dibaca : 941 Kali


id6556_tertsdff-min.jpeg
DISKUSI : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Bekasi menggelar Focus Group Discussion (FGD) Abrasi Pantai di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi di Hotel Sakura pada Rabu (25/01).

CIKARANG PUSAT – Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Bekasi menggelar Focus Group Discussion (FGD) Abrasi Pantai di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi di Hotel Sakura pada Rabu (25/01).

Pj Bupati Bekasi dalam sambutannya, yang disampaikan Asda III Jaoharul Alam mengatakan jika kegiatan FGD ini merupakan tindaklanjut dari hasil Kajian Abrasi Pantai di Muaragembong Kabupaten Bekasi pada Tahun Anggaran 2022. Abrasi pantai merupakan salah satu bencana alam yang terjadi karena dua yaitu alam dan aktivitas manusia.

Pada sambutan itu juga mengutip Tiratmodjo (1999) bahwa Abrasi merupakan salah satu masalah yang mengancam kondisi pesisir, yang dapat menyebabkan mundurnya garis pantai, merusak tambak maupun lokasi persawan yang berada di pinggir pantai dan juga mengancam bangunan yang berbatasan langsung dengan laut.

“Pesisir Muaragembong merupakan wilayah pesisir yang langsung berbatasan dengan Laut Jawa sehingga memiliki kerentanan bencana abrasi ditambah perubahan penggunaan lahan dari lahan mangrove menjadi tambak,” ujar Jaoharul Alam.

Bahkan dari hasil pengamatan dengan program digital shoreline analysis system (DSAS) selama 34 tahun dari 1988-2022 terjadi perubahan garis pantai di 13 zona lokasi pengamatan. Dimana delapan zona terjadi abrasi seluas 2.463,3 dan lima zona terjadi akresi (penambahan daratan) seluas 317,9hektar.

“Dengan luasnya daratan pesisir Pantai Muaragembong yang hilang karena abrasi perlu segera diambil langkah Strategis Dan Kebijakan Teknik ataupunKebijakan Non Teknik oleh Pemerintah Pusat, Provinsi Jabar ataupun Kabupaten Bekasi,” katanya.

Sementaraitu, Kabid Ekbang pada Balitbanda Kabupaten Bekasi,Indra Wahyudi mengatakan jika FGD tersebut digelar untuk membahas masalah Abrasi yang terus terjadi di wilayah Kecamatan Muaragembong. Harapannya, agar ada solusi strategis yang permanen untuk menangani Abrasi yang terjadi pada wilayah paling ujung Utara pulau Jawa itu.

“Ya abrasi Muaragembong itukan sudah terjadi cukup lama, jika dibiarkan maka daratan akan terkikis terus. Sampai saat ini saja sudah Ribuan hektar tanah yang terdampak abrasi di sana,” ujar Indra Wahyudi.

Dengan Abrasi tersebut, lanjut Indra, akan mengancam wilayah Pemukiman dan Mata Pencaharian Warga di Muaragembong. Selain itu juga, Ekosistem yang ada di sana akan terancam mengalami kepunahan, khususnya Habitat Lutung Jawa, yang telah menjadi ikon kabupaten Bekasi.

Kegiatan tersebut juga dihadiri beberapa perwakilan dari lintas kementerian seperti Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup, BBWS, PPN/Bappenas dan Pappeda, DKP Pemprov Jabar serta tim Peneliti Pantai.

Tim peneliti Ahmad Taufik Ghazali mengatakan, dalam kajian penanganan Abrasi Muaragembong dibagi tiga belas zona. Dari zona tersebut, ada dua zona yaitu zona 11 dan 12 yang harus mendapatkan prioritas untuk penanganannya sebelum menangani zona lainnya.

“Solusinya Itu Hybrid Enginering dimana gabungan antara vegetasi dengan teknis, tetapi yang harus ditergetkan pertama adalah Enginering Desain (DED), Teknik Sipil gimana baru kemudian dibarengi dengan vegetasi,” katanya.

Sementara itu, untuk bagian di Teluk Jakarta harus mempertahankan garis pantai dengan melakukan pemanfaat mangrove.

“Dalam artian pemanfaatan mangrove itu lebih kepada pemanfaatan Sosial Ekonomi masyarakat, tidak menutup kemungkinan dibangunnya waduk pada wilayah yang terkena Abrasi di Muaragembong. Sebab untuk mengembalikan sedimen yang hilang membutuhkan waktu yang cukup lama,” tambahnya.

Menurut Aditya Rizki Taufani dari Bappenas menyarankan harus membentuk tim Kecil dulu dimana berbagai bidang akan merumuskan Rencana Strategis, Rencana Aksi dan Model Pembiayaan dalam Penanganan Abrasi di Muaragembong.

Kedepan perlu dibentuk Manajemen Pantai Muaragembong, agar memudahkan menata dan mengambangkan Kawasan Pesisir Muaragembong, secara terpadu dan berkelanjutan,” ujar Peneliti Muda alumni Kyushu University Japan.

Reporter : Fuad Fauzi

Editor : Yus Ismail

Berita Lainnya

Opening Sakura Matsuri ke-11, Pj Bupati Dani Ramdan Ajak Ekspatriat Kenali Seni Budaya Bekasi
PEMERINTAHAN   Jul 27, 2024   Posted by: Newsroom Diskominfosantik
Ratusan Masyarakat Setu Antusias Manfaatkan Layanan Botram
PEMERINTAHAN   Jul 27, 2024   Posted by: Newsroom Diskominfosantik
Sambut Lomba Kampung Bersih, Warga Desa Sukahurip Gotong-Royong Bersih-bersih Lingkungan
PEMERINTAHAN   Jul 27, 2024   Posted by: Newsroom Diskominfosantik
Tingkatkan Kunjungan Wisata, Pj Bupati Bekasi Tampil di Acara Ngobrol Asik Bareng Kang Dani
PEMERINTAHAN   Jul 27, 2024   Posted by: Newsroom Diskominfosantik
Kompak, Kick Off Kampung Bersih Makin Berani Diikuti Seluruh Kecamatan, Desa dan Kelurahan
PEMERINTAHAN   Jul 26, 2024   Posted by: Newsroom Diskominfosantik